Kamis, 02 Juni 2011

Aliansi BEM Surabaya

13 BEM Desak Nasionalisasi Industri Migas
Surabaya, CyberNews. Sebanyak 100-an aktivis Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 13 kampus di Surabaya, Rabu (21/5), melakukan long march dari Kebun Binatang Surabaya Joyoboyo ke Pasar Wonoromo untuk mendesak nasionalisasi industri minyak dan gas.

Dalam long march yang melawan arus lalu lintas sehingga memacetkan jalan raya di kawasan padat itu, dilakukan BEM dari Unesa, Ubhara, UPN, Unitomo, Untag, UWKS, Unmer, ITATS, Perbanas, Unkar, Unipra, STIKES, dan UWP. Hal yang sama juga dilakukan Keluarga Besar Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya, namun puluhan aktivis IAIN memilih aksi long march tunggal dari kampus, depan Kejati Jatim Jl Ahmad Yani, hingga Royal Plasa dengan isu yang hampir sama dengan BEM.

"Pemerintah ingin menyelamatkan APBN tapi dengan cara menyengsarakan rakyat. Padahal, kalau mau bisa saja pemerintah melakukan nasionalisasi industri pertambangan untuk mengatasi," kata juru bicara aksi Aliansi BEM Surabaya, Heru Abdullah.

Menurut dia, pemerintah bisa meniru pemerintah Venezuela dan Bolivia yang mampu mengatasi krisis domestik dengan nasionalisasi aset dan moratorium utang, bukan membuat kebijakan dengan menaikkan harga bahan bakar minyak. "Kalau setiap ada masalah, lalu pemerintah mengambil jalan pintas, itu seperti manajemen anak kos saja, karena anak kos itu suka mengatasi masalah dengan cara utang. Kalau begitu, apa artinya pemerintah itu ada," katanya.

Cara lain, katanya, sita harta koruptor, hapuskan tunjangan dan potong gaji pejabat eksekutif dan legislatif, dan banyak lagi. "Yang jelas, bukan menaikkan harga BBM bersubsidi terus-menerus," katanya.

Aksi yang dikawal Kasatlantas Polwiltabes Surabaya, AKBP M Iqbal itu, sempat diikuti puluhan anggota masyarakat yang dilewati aksi BEM Surabaya. Mereka mengikuti aksi long march mahasiswa dari Joyoboyo-Wonokromo. "Saya senang ikut adik-adik mahasiswa, karena saya sedih dengan kenaikan harga BBM yang sekarang sudah diikuti kenaikan bahan pokok, bahkan suami saya meninggal karena hidupnya yang susah," kata pedagang sandal, Ny Supeno.

Ditanya tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT), ibu dua anak itu mengaku senang, tapi BLT itu hanya sementara. "Kalau pemerintah itu memimpin lima tahun, tapi kami diberi BLT hanya setahun, lalu empat tahun harus makan apa," katanya lirih.

Aksi mahasiswa yang mengenakan jaket almamater itu berlangsung sejak sekitar pukul 11.00 hingga pukul 13.00 WIB. Mereka juga membagi-bagikan pernyataan sikap mereka terkait penolakan kanaikan harga BBM. Selain itu, para aktivis BEM itu juga membentangkan bendera almamater dan poster yang antara lain berbunyi 'Turunkan Harga Sekarang Juga', 'Tolak Kenaikan BBM', 'Sita Aset Pejabat', 'BBM Naik - SBY Turun' dan sebagainya.

( Ant / CN05 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar