Jumat, 22 April 2011

KETIKA CANTIK BUKAN HAL YANG RELATIF LAGI

Wanita cantik merupakan idaman semua lelaki Normal dan para wanita pecinta sesama jenis. banyak orang yang menyatakan bahwa cantik adalah hal yang sangat relatif, namun saya mencoba menggeliat dengan sepenggal pemikiran yang berbeda dengan kebenaran umum yang menyatakn cantik itu relatif. meskipun sebenarnya saya sangat yakin bahwa kebenaran umum merupakn hal yang sulit untuk ditentang. namun dengan sedikit wejangan pemikiran yang objektif dan universal, terkadang kebenaran umum itu pun akan terbantahkan dengan sendirinya.

 
Begitun halnya dengan kebenaran umum yang menyatak "CANTI ITU RELATIF". saya membantah kebenaran ini dengan asumsi bahwa seiring perkembangan zaman, maka cantik itu sudah dapat terdefinisan sehingga menghasilkan sebuh kesimpulan. Media dan Kosmetiklah yang telah mampu mensejajarkan asumsi sekian banyak masyarakat tentang asumsi dari apa yang dinamakan CANTIK. betapa tidak, media telah mampu mempengaruhi nalar kita untuk menyepakati bahwa sosok wanita dengan ciri - ciri sebagai berikut adalah wanita yang cantik :
1. Berkulit Putih
2. memiliki Hidung Yang mancung
3. bibirnya tipis, apa lg kalo punya lesung pipi
4. bulu matanya lentik
5. Bodinya langsing
6. Rambut yang lurus
7. dan beberapa ciri sensitif kewanitaan lainya

jika kita simak ciri - ciri yang tersajikan di atas, maka sepintas kita simpulkan bahwa itu adalah ciri - ciri wanita eropa. kesimpulan tersebut sama sekali tidak keliru, dan jika kita kembangkan lebih dalam lagi, kenapa ciri cantik tersebut sangat merujuk pada wanita - wanita eropa? sebagai orang awam saya menjawab bahwa ini adalah salah satu bukti bahwa Eropa telah mampu meng-hegemoni nalar bangsa kita, dan nalar orang - orang asia secara umum. televisi, koran, majala dan sarana komunikasi lainya merupakan alat yang sangat ampuh yang telah mampu meng-hegemoni nalar kita tentang kesepakatan terhadap definisi cantik masa kini.

Sudah berkali - kali ketika saya menyajikan materi dalam sebuah forum diklat kampus, maupun dalam diskusi - diskusi lesehan saya sering bertanya " MANA YANG LEBIH CANTIK ANTARA OMAS DENGAN SOPHIA LATCUBA?" dan serentak peserta forum menjawab " CANTIK SOPHIA LATCUBA". menurut saya pun, jawaban itu tidak keliru, namun terlepas dari itu, hal yang ingin saya buktikan dengan pertanyaan dan jawaban tersebut bahwa sebenarnya cantik itu sudah tidak relati.tapi kenapa pernyataan " Cantik itu Relatif" masih saja kita pertahankan sebagai sebuah kebenaran umum? salah satu teman diskusi saya menjawab, " pernyataan tersebut masih dipertahankan karena sifat dan budaya bangsa kita yang cenderung sulit memisahkan antara hasil kerja otak dengan kondisi perasaan dan suasana kebatinanya". saya pun mencoba mengilhami jawaban kawan saya itu tanpa berani memberikan kesimpulan apa pun.

satu hal yang harus kita sadari bahwa, jika semisal dari awal bangsa kita ini terhegemoni oleh nalar orang - orang afrika, maka tidak menutup kemungkinan kita akan mengakui ciri-ciri cantik itu menyerupai ciri - ciri wanita afrika yang hitam, keriting, dsb.sebab faktanya adalah ketika bangsa eropa telah mampu menghegemoni nalar kita melalui berbagai media komunikasih, maka icon cantik tersebutpun sepenuhnya merujuk pada ciri wanita - wanita eropa yang putih, mancung, lansing, tinggi, rambut lurus, dsb.

tragisnya lagi bahwa sekitar 90% wanita indonesia telah memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap produk - produk kosmetik. bukan saja kosmetik yang meliputi bagian wajah, namun kosmetik kini telah tersedia untuk bagian tubuh mulai ujung rambut sampai ujung kaki, dan bahkan sampai pada bagian-bagian tubuh yang sangat vital sekalipun. tentunya alat - alat kosmetik tersebut tersedia dan sangat menarik minat para wanita, karena wanita - wanita sangat ingin memenuhi beberapa poin ciri/definisi cantik di atas tadi, tentunya dengan berbagai alasan pribadi mereka masing - masing seperti ; ingin menarik perhatian lawan jenis, inginmendapatkan pujian dari lingkunganya, atau berharap untuk memenangkan sebuah kontes kecantikan, ataukan hanya sekedar untuk kepuasan pribadi dan masih banyak lagi alasan - alasan indah dan manis yang lainya.

Sampai di sini dulu ya, "Onani Wacana" / " Masturbasi Pemikiran" dari saya kali ini, trims karena telah meluangkan waktu untuk membacanya, semoga dapat bermamfaat untuk suatu kemudharatan di masa mendatang..,

GADIS CANTIK NAN SEXY YANG HANYA DIBALUT SEHELAI KAIN SUTRA YANG SANGAT TIPIS

Masih sangat kuat dan bahkan akan terus melekat dalam ingatan kita semua sepenggal kalimat sederhana yang ternyata memiliki makna dan intrik Hegemoni yang maha dahsyat ini. kalimat tersebut adalah :
1. INI IBU BUDI,BAPAK BUDI BEKERJA DI KANTOR, IBU   BUDI   MEMASAK DI DAPUR,BUDI KAKAK ANI,BUDI DAN ANI SEDANG BERMAIN DI TAMAN,

2. INI BAPAK ALI,BAPAK ALI BEKERJA DI SAWAH,ALI MEMBANTU AYAH DI SAWAH,dan seterusnya...

Kalimat tersebutlah yang pertama kali disuguhkan kepada kita kita pertama kali belajar membaca semasa TK/SD dahulu. Sepintas kalimat tersebut seakan tidak memiliki makna yang lebih dari sekedar kalimat yang menarik dan mudah untuk dieja oleh para murid yg sedang belajar membaca. mari kita mencoba sedikit memainkan otak kiri yang dilandasi dengan kepekaan terhadap perkembangan dinamika bangsa kekinian.

setelah melalui perenungan yg mendalam, akhirnya saya menemukan sedikit analisa kontroversi terhadap penggalan - penggalan kalimat tersebut. jika kita mengingat, dalam buku tersebut digambarkan dengan sangat jelas, penampilan keluarga BUDI yang sangat rapi dan bersahaja, berbeda dengan penampilan keluarga ALI yang sangat urak - urakan dan bahkan hampir tidak terurus. dua gambaran yang berbeda ini ternyata menyimpan sebuah rahasia ketimpangan yang sangat terselubung.
Gambaran keluarga BUDI seakan - akan memberi jaminan yang sangat nyata bahwa orang yang bekerja di kantor dan memiliki dua anak akan merasakan sejuta kenikmatan duniawi seperti yang tergambar dalam kehidupan keluarga BUDI, sangat bertolak belakang dengan keterpurukan yang dirasakan oleh sekelompok keluarga yang memilih bekerja di sawah dengan anak yang lebih dari dua orang, seperti yang dirasakan keluarga ALI yang digambarkan sangat urak - urakan dan sangat terpuruk.

masih ingat kah kita akan program yang memiliki semboyan "2 (DUA) ANAK CUKUP" kalo tidak salah, namanya PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB). Program ini menuai penolakan yang sangat gigih oleh para orang orang tua pada saat itu, khususnya mereka yang berdomisili di desa,serta sangat yakin dengan petuah yang menyatakan "BANYAK ANAK BANYAK REZEKI", alasan yang juga menjadi landasan penolakan ini adalah hukum agama islam yang dianggap tidak mengayomi program pemerintah ini.meskipun sebenarnya masyarakat tersebut mengayomi program itu seiring dikeluarkanya FATWA MUI, yang menyatakan KB ITU HALAL..........................................................................

Kenapa harus 2? kok bukan 1,3,4,atau lebih dari iru. kata penguasa pada saat itu, diputuskan 2 karena anak ada yg laki dan ada yang perempuan. jadi satu anak laki-laki dan satu anak perempuan sudah cukup. (iya kalo satunya laki dan satunya perempuan, kalo dua - duanya laki, atau dua - duanya perempuan gimana????), kan tidak ada ilmu pasti yang dapat memberi kita pelatihan secara formal tentang bagaimana memproduksi anak perempuan dan bagaimana pula strategi menghasilkan anak Laki - laki. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Rasionalisasi kenapa 2 (dua) sudah sangat terbantahkan. terus kira - kira alasan yang sebenarnya apa nih..,???

Sedikit "kegenian",dan bahkan "Kegilaan" yang tak terbatas dari otak kiri dengan ditemani sebatang rokok dan secangkir kopi putih., (ups Kopi hitam maksudnya) saya mencoba memaparkan analisis sosial yang sangat standar.

Substansi dari doktrin kalimat tersebut adalah agar masyarakat indonesia menekan angka kelahiran, dan segera beralih dari aktivitas bertani yang tidak dapat dikontrol langsung oleh Kaum Kapitalis,ke aktivitas industrialisasi (jadi karyawan pabrik) supaya sangat gampang terkontrol dan memiliki ketergantungan yang luar biasa terhadap para pemodal, khususnya PEMODAL ASING.

Analisa sederhana ini hadir berdasarkan pengamatan terhadap dua macam gambaran hidup yang sangat bertolak belakang antara keluarga Budi yang bapaknya bekerja dengan pakaian yang rapi serta kegembiraan yang digambarkan dari wajah dua bersaudara (budi dan ani) yang terlihat tengah terhanyut dalam kegembiraan,sangat berbeda dengan keluarga ALI yang bapaknya bekerja dengan bergumuran lumpur dan kotoran,ditambah lagi dengan hadirnya ALI yang ikut - ikutan membantu
seakan - akan masa kecil nya tidak sebahagia budi yang bisa bermain tanpa harus membantuk ayahnya bekerja.

Dari situlah kita dapat memaknai betapa besarnya ketimpangan yng sedang terencana di balik penggalan - penggalan kalimat yang sepintas terlihat sangat sederhana tersebut. angka kelahiran harus segera ditekan agar tingkat konsumsi masyarakat terhadap sumber daya alam, dapat menurun sehingga SDA yang bermutu seperti minyak, kayu,batu bara dan sebagainya akan banyak tersisa yang nantinya akan memenuhi kebutuhan bangsa eropa yang sejak pasca perang dunia ke-tiga hanya memiliki Modal yang berlimpah dengan SDM yang handal tapi miskin SDA. sedang dalam pemenuhan proses industrialisasi,mutlak dibutuk ketiga unsur (SDM,SDA,dan Modal), nah berangkat dari ketakutan bangsa eropa akan lumpuhnya proses industri yang disebabkan karena nihilnya SDA sebagai bahan baku industri, maka mereka mencoba membidik benua Asia yang pada saat itu sangat kaya dengan SDA, khusnya negeriku tercinta INDONESIA RAYA NAN KAYA. Sehingga tidak salah jika diumpamakan bahwa,

"INDONESIA DI MATA EROPA PADA SAAT ITU BAK SEORANG GADIS CANTIK NAN SEXY YANG HANYA DIBALUT SEHELAI KAIN SUTRA YANG SANGAT TIPIS, DAN EROPA ADALAH SEORANG LELAKI YANG SEDANG DIKUASAI OLEH HASRAT SEXUAL YANG MAHA DAHSYAT DAN HARUS SEGERA MELUAPKAN HASRAT SEX NYA PADA GADIS SEXY YANG SANGAT MENGGODA TERSEBUT"

- Dikatakan 'CAntik Nan Sexy', karena kekayaan alam nya yg sangat berlimbah,
- sedangkan perumpamaan "sehelai kain sutra yang tipis" ditujukan pada sangat longgarnya
pengamananindonesia terhadap SDA nya pada saat itu.

- "Eropa adalah seorang lekaki yang sedang dikuasai oleh Hasrat Birahi Sexual Yang Maha Dahsyat"
maksudnya adalah mengumpamakan betapa besarnya tingkat kebutuhan bangsa Eropa pada
Sumber Daya Alam Indonesia.
- Dan "Harus Segera Meluapkan Hasrat Sex nya pada gadis yang menggoda tersebut",
merupakan perumpamaan akan begitu mendesaknya kebutuhan bangsa Eropa pada
sumber daya alam saat itu, sebab jika SDA tersebut tidak segera diraih, maka Eropa dengan sendirinya akan jatuh melarat karena tidak dapat melanjutkan proses produksi (industri) nya.

Maka dari itu lah, untuk memuluskan proses penguasaat terhadap SDA dan bahkan nasib hidup bangsa indonesia, maka eropa pada saat itu melakukan penyerangan pertama yang luar biasa pada NALAR bangsa sampai pada hal yang sangat kecil seperti materi pelajaran dan sebagainya, demi memunculkan sebuah kesepakatan mutlak akan kebenarn umum yang sedang rancang melalui pengorganisiran / penyeragaman Paradigma Berpikir bangsa kita yang "malang" ini.

Sebagai bukti nyata dari bagian kecil keganasan tersebut yang sekarang kita rasakan adalah diantaranya :
1. Paradigma yang hampir seragam akan penilaian terhadap "Mana yang lebih Baik, menjadi
PETANI atau BURUH PABRIK??
2. Gaya Hidup kita Yang Hampir seragam menyerupai Style Orang-orang Eropa.
3. Penilaian / Asumsi yang hampir seragam pula terhadap definisi/ciri Cantik yang dimana
icon nya adalah wanita Eropa
4. dan masih banyak lagi deh keseragaman Nalar kita yang telah terbentuk sebagai buah hasil
dari kerja keras "Si Iblis Ganas EROPA".

Sedangkan Musibah yang tengah dirasakan bangsa ini sebagai buah dari keseragam tersebut diantaranya :
1. Karena Terlena akan keanggunan/ketampanan orang - orang eropa, maka kita semakin
tidak menyadari bahwa sekarang mereka telah menguasai hampir seluruh sektor rill bangsa kita
2. Karena Sebagian besar masyarakat kita lebih memilih menjadi karyawan pabrik daripada bertani
atau membuka usaha sendiri, maka membuat para pemodal khususnya Pemodal asing, semakin
semena - mena terhadap karyawan, seperti mengeluarkan kebijakan sistem KERJA KONTRAK
yang seakan telah membuat para karyawannya tidak lebih dari seorang "ROBOT"

Dan masih banyak lagi tuh kegilaan - kegilaan lainya yang sedang terjadi di negeri ini, namun kita mesaksikanya tanpa kesadaran penuh.

PASRAH atau Mungkin SERAKAH...

Aku ingin Terhempas bagai DEBU
Yang selalu mengalah pada hembusan ANGIN...

Senasib dengan CINTA yang tak jarang
Harus tunduk bertekuk pada NAFSU BIRAHI...

Hanya tak ingin seperti BUAYA
Yang selalu dikelabui oleh sang KANCIL...

Begitupun dengan PADI
Yang harus rela membiarkan BATANGnya patah
Karena kaserakahnya memiliki BIJI
Yang beratnya melampaui kemampuan
BATANG dan bahkan AKARnya...

...TERASA SANGAT PASRAH, NAMUN SUNGGUH TERLIHAT SERAKAH...